Minggu, 27 Oktober 2013

Perjalan kisah ungu band


Sepenggal kisah tentang perjalanan Ungu Band



   Ini cerita sebuah band tanah air yang bertahan dari ragam badai yang bertubi mengantam mereka. Bermodalkan satu single untuk sebuah sinetron remaja band ini mulai dikenal. Tanpa merubah konsep musiknya band ini lantas merubah imej fashion menjadi gothic di album kedua. Hasilnya? Sebuah majalah remaja menulis mereka sebagai band paling “cupu” dan layak bubar.



Perjuangan mereka kembali tersandung saat lagu yang mereka ciptakan untuk sebuah film remaja batal rilis karena filmnya dilarang beredar oleh Badan Sensor Film. Tapi saat merilis album ketiga yang menjadi penentuan, nasib band ini berubah! Bermodalkan lagu-lagu balada pop mendayu dengan praduser Krisna J.Sadrach yang juga vokalis dan bassis band metal Suckerhead, nama mereka naik ke permukaan. Apalagi saat lebaran kemarin sebuah mini album religi mereka rilis. Lagu-lagu mereka menjadi hits, Ringback Tone laris manis, jadwal panggung penuh terisi sampai pertengahan tahun 2007. Tetapi sebuah tragedi tiba-tiba menimpa, saat tampil di Pekalongan,10 nyawa penonton melayang saat berebutan keluar dari stadion setelah menyaksikan mereka! Inilah panggung roller coaster sebuah band sendu bernama Ungu.



Stadion Harapan Bangsa, Aceh yang berlokasi sekitar 20 menit keluar luar pusat kota Banda Aceh sore itu penuh sesak oleh lautan manusia yang ingin menyaksikan idola mereka yang bernama Ungu. Ungu bagi masyarakat Aceh yang didominasi kaum muslim tentu menjadi idola yang sangat khusus. Dengan lagu-lagu rohani Ungu dari album SurgaMu nama Ungu berhasil menancap kuat di masyarakat Aceh dan bagi kuping orang Indonesia. Saat “panutan” lain sibuk berpoligami dan yang yang satu lagi terlalu “model” untuk menjadi idola dalam konteks rohani. Ragam busana penonton tampak terlihat. Dari yang bersandal jepit, memakai kopiah, atau berdandan tidak kalah dengan para personel Ungu sendiri. Pemandangan lain muncul dari banyaknya penonton perempuan yang mengenakan jilbab atau kerudung. Tiket yang murah membuat lapangan yang disebelah kanannya bertenger bangunan raksasa mirip doom dengan atap banyak terkelupas itu penuh sesak oleh lautan manusia. Diantara ketinggian bangunan tersebut ratusan orang duduk dan mengarahkan pandangan mereka ke panggung untuk menyaksikan penampilan Ungu. Mereka ingin ikut menonton idola mereka juga, tetapi secara gratis. Panitia membiarkan penonton tanpa tiket tersebut mengintip dari luar panggung.



Penonton di depan panggung seperti tradisi pertunjukan di Aceh dipisahkan untuk kaum laki-laki dan perempuan. Daerah Aceh memang ketat kalau menyangkut ajaran yang bersumberkan pada agama. Hukum dalam Islam menyebutkan laki-laki dan perempuan yang bukan mukhrim (memiliki ikatan perkawinan atau keluarga) dilarang untuk campur dalam satu ruang. Kali ini hukum tersebut diberlakukan untuk puluhan ribu penonton yang menyemut di lapangan Stadion Harapan Bangsa, Aceh. Awalnya cukup efektif pemisahan ini. Tapi saat konser dimulai kaum laki-laki mulai menyebar dan nekat masuk ke area penonton perempuan. Yang perempuan seperti tidak peduli mereka juga mulai memasuki area laki-laki. Manusiawi.



Saat itu di belakang panggung lima personel Ungu sedang menyiapkan diri. Dengan kostum khas berupa produk clothing dari distro yang selalu mereka kenakan Ungu sudah siap melayangkan lagu-lagu hits mereka di Aceh. Ini kota kedua Rolling Stone mengikuti mereka. Sehari sebelumnya Ungu konser di Medan. Tampak vokalis Sigit Purnomo Syamsuddin Said (Pasha), bassis Makki Omar Parikesit (Makki), gitaris Arlonsy Miraldi (Oncy) dan Franco Medjaya Kusumah (Enda), serta drummer M. Nurohman (Rowman) mulai membuat lingkaran kecil untuk berdoa dan persiapan terakhir bersama sound enginer Imran Sati dan additional player Gatot. Ritual yang selalu mereka laksanakan katannya. Masih sempat beberapa wartawan lokal mengajak foto bersama personel Ungu. Tak ketinggalan beberapa anggota keamanan ikut meet & greet dadakan di backstage. Ungu melayani dengan ramah dan sabar. Senyum selalu mereka pamerkan.


Saatnya tiba. Satu persatu mereka naik ke atas panggung yang berdiri kokoh. Mereka tidak lantas menuju posisi masing-masing, Sambil menunggu waktu MC memanggil Ungu, diantara mereka duduk diantara tumpukan sound system diatas panggung. Tampak Pasha duduk dengan muka sedikit tegang. “Masih suka nervous kalau manggung?” Tanya Rolling Stone yang duduk persis di sebelah Pasha diatas panggung dibalik tumpukan sound system. “Ehm…enggak juga, tergantung kotanya sih!” Lalu Pasha tampak menyalakan telepon untuk menghubungi seseorang. Di layar handphone miliknya tertera 2 misscall. Wallpaper hadphone Pasha memuat foto dirinya beserta istri dan dua anaknya. Pasha rupanya menghubungi nomor yang meninggalkan tanda miscall di handphone miliknya. Suaranya perlahan saat menelpon. Di depan Pasha, berdiri sang pendiri Ungu, Makki yang bersiap-siap dengan bass warna coklat yang dipegangnya erat. Tampak dibagian belakang bass milik Makki tergantung sepatu anak kecil warna putih bercampur merah. “Ini sepatu anak gue,” jawab bassis yang pernah membuka konser John Mallencamp di Amerika ini saat ditanya sepatu siapa itu.



Saat MC setempat memanggil nama Ungu semua personel langsung menuju posisi masing-masing. Asap pekat dari gun smoke mengiringi kedatangan mereka di panggung. Oncy berada di sayap kiri panggung. Enda di sayap kanan panggung. Bersahutan penonton wanita meneriakan nama Oncy dan Enda. Tidak hanya Pasha sumber magnet pesona di Ungu, dua gitaris ini juga kerap menuai teriakan histeris dari fans. Makki tampak berdiri tenang di depan drum set milik Rowman yang juga siap beradu insting dengan Makki untuk menciptakan landasan utama musik Ungu di konser ini. Pasha masih duduk terduduk di belakang.



Semenit kemudian intro lagu “SurgaMu” terdengar. Ungu rupanya memilih lagu lembut untuk mengawali penampilan mereka di bumi yang mayoritasnya berpenduduk muslim ini. Sebuah strategi yang jitu. Terbukti Pasha yang mulai menyanyi di backstage dan melangkah pelan menuju depan panggung tak perlu bersusah payah menyuaraan lirik lagu penuh doa pada Tuhan ini. Sekitar 20.000 penonton tanpa di komando memberikan choir mereka. Lagu yang sampai saat ini masih laris manis dan bercokol di chart Ringback Tone ini membuat lautan penonton larut dalam paduan suara massal yang menggetarkan. Merinding menyaksikan lagu yang lebih mendekati doa itu menjadi doa massal yang dipimpin “Ustad” Pasha lewat doa musikalnya. Lagu “Tak Perlu” yang menjadi lagu kedua sukses menjadi komposisi estafet untuk mengiring choir massal sore itu. Penonton mulai mengeliat. Bumi bergetar. Semua melompat. Beberapa penonton wanita mulai berjatuhan. Rata-rata susah nafas karena berdempetan. Tetapi mobil ambulance dan petugas medis segera memberi pertolongan.



Tiba-tiba saat lagu ketiga “Berjanjilah” dibawakan dan mendekati akhir, dari sebelah kanan depan tepat di depan Pasha tampak seorang remaja berkulit gelap dan berambut lurus mengacungkan jari tengah kearah Pasha. Simbol fuck you. Sebuah penanda ekstrim yang dipamerkan di depan Pasha membuat vokalis kelahiran Donggala ini meradang. Emosinya meledak. “Kalau berani nanti kita selesaikan secara jantan di belakang panggung,” kata Pasha meladeni sambil menunjuk ke remaja yang mengacungkan jari tengahnya itu padanya. Suaranya tidak meninggi, tapi tegas. Pihak security lantas mengamankan remaja tersebut ke belakang panggung.



Seperti tak terjadi apa-apa, Pasha kembali memimpin pasukan Ungu untuk menghipnotis massa di depan panggung. “Mau cinta? Ok, Enda beri mereka cinta,” kata Pasha yang langsung disambut bunyi intro gitar Enda melantunkan “Beri Aku Cinta”. Berikutnya lewat lagu-lagu andalan mereka seperti “Aku Bukan Pilihan”, “Andai Ku Tahu”, dan “Tercipta Untukku” mengalir bergantian. Entah karena tergangu dengan insiden fuck you atau karena sebab lain penampilan Pasha tampak kurang maksimal. Sehari sebelumnya di Medan padahal Ungu tampil memukau. Konser Ungu sore itu ditutup oleh anthem panggung kebesaran mereka yang selalu menjadi komposisi paling akhir, “Bayang Semu”. Lagu yang juga menjadi salam perkenalan Ungu di musik Indonesia dan membuat mereka tur keliling Indonesia lebih dari 100 kota. Sebuah pertunjukan yang memukau dan sukses.



Pasha setelah menuntaskan lagu “Bayang Semu” berlari ke belakang panggung meninggalkan empat rekannya yang lain. Seorang security mengiringi langkah Pasha sambil berlari. Security tersebut memberitahu Pasha lokasi anak yang mengacungkan jari tengah kepadanya itu. Rupanya remaja tersebut sudah diamankan di bawah panggung ditemani beberapa anggota keamanan. Tampak sesekali terdengar suara, “Temuin dulu Pasha sama anak tadi”. Entah siapa yang mengeluarkan kalimat dan ide tersebut. Kejadiannya begitu cepat. Tanpa membayangkan yang akan terjadi begitu Pasha bertemu anak itu amarah Pasha muncul kembali, tanpa bicara sepatah katapun Pasha langsung melayangkan sebuah pukulan dan mengenai muka anak tersebut. Tampak kata-kata terucap dari mulut Pasha. Pasha membayar “lunas” simbol fuck you yang diarahkan padanya. Si anak yang juga tampak kaget meminta maaf pada Pasha. Bahkan gestur badannya yang membungkuk membuat dirinya seolah menyembah dan mengaku salah pada Pasha. Semua panik. Puluhan orang yang berada di belakang panggung kaget. Aparat keamanan dengan sigap mengamankan situasi. “Bawa Ungu keluar dari sini segera” kata beberapa suara saling bersahutan. Ngeri sesuatu akan terjadi. Personel Ungu lain segera masuk ke mobil yang sudah disiapkan. Rombongan Ungu berhasil di evakuai dengan tiga mobil dari kerumunan massa yang mulai merubung ke belakang panggung untuk menyaksikan apa yang sebenarnya terjadi. Si anak yang dipukul tampak diamankan petugas. Massa mulai merubung ingin mengetahui apa yang terjadi. Berita menyebar cepat. Beruntung semua bisa dikendalikan oleh pihak panitia dan petugas yang sigap mengantisipasi keadaan.



Rolling Stone yang tepat berada di belakang rombongan mobil yang membawa Ungu menuju hotel tempat mereka menginap mencoba menghubungi Yudith, road manajer Ungu untuk meminta waktu untuk bisa melakukan interview dengan Pasha. Sebelumnya Yudith memang sempat menjanjikan memberikan waktu interview dengan Pasha setelah Ungu menuntaskan konser di Aceh. Tetapi melihat kondisi terjadi insiden entah akan dipenuhi tidak janji yang sudah diberikan. Jawaban yang didapat sungguh diluar dugaan. “Kita istirahat dan mandi dulu sebentar ya, nanti aku hubungi lagi kalau Pasha sudah siap,” tertera pesan lewat layanan SMS. Rupanya insiden diatas tidak lantas membuat sesi interview batal.



Saat Rolling Stone masuk ke kamar Pasha tampak vokalis kharismatik ini cuma mengenakan celana dalam warna abu-abu muda. “Hai, apa kabar. Sebentar ya gue ganti baju dulu. Santai, masuk saja dulu. Wah kalau tidak salah gue terakhir ketemu lu pas di Musica ya? Pas gue lagi beresin album kompilasi Titiek Puspa,” sapanya ramah. Kami terakhir bertemu memang sekitar 2 tahun lalu saat Pasha mengisi suara untuk lagu “Marilah Kemari” yang disuarakan oleh banyak vokalis. Sambil tiduran dan menyelimuti badannya dengan selimut hotel yang tebal Pasha mulai bicara. “Konser yang seru. Tapi tadi sempat ada insiden ya. Marah?” tanya Rolling Stone. “Iya, tadi gue marah,” katanya jujur. Suaranya pelan. Seperti ada penyesalan terkandung di kata-kata terucap dari mulutnya. Menurut vokalis yang sudah dikaruniai dua anak ini dia marah karena dirinya datang ke Aceh untuk menghibur. Bukan untuk mencari musuh. Saat ada yang “menantang” dirinya, harga dirinya seolah bergejolak.



“Kita datang jauh-jauh berharap disini akan disambut baik. Dan mereka menyembut baik. Tapi ada nilai setitik. Ini yang mengacaukan semuanya. Dan gue kan frontline. Gue orang depan. Jadi kalau ada yang mengganggu kayak gitu… Buat gue kalau kalau cuma sekedar mengganggu mereka berantem itu hal yang wajar. Tapi kalau sudah secara personal ngacungin jari tengah ke gue. Itu sudah personal. Bukan antara penonton dan Ungu. Berarti lu ada masalah dengan gue. Ya ayo kita selesaikan secara personal. Ok, gue bukan orang bule tapi mengacungkan jari tengah itu kan hal yang nggak bagus. Gue nggak tahu sebenarnya artinya apa. Tapi seluruh dunia tahu itu artinya tidak sopan,” kata Pasha emosional. Menurut Pasha apa yang sudah dilakukan orang tersebut sudah sangat keterlaluan. Terlalu sengaja dan sangat frontal. “Semua Cuma satu orang itu, jadinya gue jadi langsung nggak mood. Ada yang ngganjel. Ibaratnya seperti pas istri gue lagi masak tiba-tiba dia gue tampar. Dia lagi semangat bikin masakan buat gue. Pasti kaget. Itu yang terjadi saat itu,” kata Pasha memberikan gambaran akan situasi yang dia hadapi. Pasha juga manusia biasa, bisa marah seperti manusia normal. Wajar. Menurutnya kejadian di backstage selepas tampil di Aceh itu yang pertama baginya.



_____________________________________



Pasha sempat hendak dikeluarkan dari Ungu. Sebelum merilis album perdana Laguku band ini terdiri dari Pasha (vokal), Makki (bass), Gatot (keyboard), Eky (gitar), serta Pasha (drum). Posisi Enda saat itu masih sebagai additional gitaris. Mereka sempat tampil dalam kompilasi Klik! bersama Lakuna, Borneo, Piknik dan Energy rilisan Warner Music Indonesia. Saat hendak rilis di kompilasi Klik! lewat lagu “Hasrat” dan “Bunga” nama Ungu menghadapi masalah dengan band lulusan festival rock milik Log Zhelebour yang juga bernama Ungu (kemudian band milik Log Zhelebour ini berubah menjadi U9). Setelah dibantu Chico Hendarto yang saat itu bekerja di Warner Music Indonesia nama Ungu akhirnya dipatenkan menjadi merek dagang band yang didirikan Makki dengan pihak Bar Management, badan usaha manajemen band yang terdiri dari Nungky, Wawan, serta Ragil. Nungky dan istrinya yang bernama Icha belakangan pada akhirnya yang kerap bergerilya mempromosikan ke media untuk “menjual” Ungu.



Adalah Anang Hermansyah yang memiliki studio Hijau yang memberikan fasilitas Ungu untuk merekam lagu-lagu mereka yang kemudian tertuang di album perdana, Laguku. “Saat itu memang cuma Anang dan Hijau yang tertarik dengan lagu-lagu Ungu. Saat proses rekaman Anang waktu itu sempat ngasih masukan soal pemain drum lama Ungu yang kurang kawin dengan Makki. Akhirnya setelah dibicarakan dengan yang lain masuklah nama Rowman menggantikan pemain drum lama,” kata Nungky yang saat ini telah menjadi lawyer di biro hukum Hotman Paris & Partners. Setelah demo album Laguku selesai Anang pula yang mengenalkan Bar Management dan Ungu pada Pak Handi, bos Hemaswara yang juga suami dari Indrawati Widjaya alias Ibu Acin, bos Musica Studio’s. Pak Handi saat itu tertarik dengan materi album Ungu dan memberikan demo Ungu pada A&R Hemaswara saat itu, Eel Ritongo yang mantan pemain drum Ada Band. Saat Ungu hendak sign, Eky melontarkan wacana bahwa vokal Pasha kurang layak dengan lagu-lagu Ungu. Tapi pendapat Eky, adik dari Ronald (Gigi, dr.pm, dan Evo) ditolah mentah-mentah oleh yang kain.



Karena semua personel selain dirinya tidak sepaham Eky lantas memilih keluar. Belakangan Eky membuat sebuah band bernama Vena. Gatot juga karena suatu hal memilih keluar dan sibuk dalam kegiatan wayang orang yang merupkan tradisi dari keluarganya. Namun belakangan Gatot kerap menjadi additional untuk studio dan live untuk Ungu. Jadilah saat merilis album Laguku Ungu terdiri dari empat orang saja. Single “Bayang Semu” berhasil mengukir prestasi saat menjadi theme song sinetron ABG di RCTI. Nama Ungu mulai dikenal luas. Panggung Ungu mulai ramai. Pihak manajemen waktu itu (Bar Productions) mengusulkan untuk menambah personel. Terpikirkan beberapa nama, tapi yang masuk dalam pasukan di Ungu adalah Oncy yang sebelumnya sempat dikenal sebagai gitaris band remaja enerjik, Funky Kopral. Dengan lima personel band ini mulai dikenal. Tapi belum dikenal secara mainstream. Saat itu belum ada Ringback Tone dan layanan digital lain. Pemasukan untuk band hanya dari penjualan CD dan kaset serta panggung pertunjukan.



Sebelum mengerjakan album kedua, Tempat Terindah mereka duduk bersama memikirkan bagaimana jika mereka bisa mencuri perhatian lewat album keduanya. Soal fashion adalah yang paling pertama terlintas. Adalah Makki yang kerap bermain dengan Ody dari band Syc Minded yang kabarnya mencetuskan ide untuk memakai kostum serba gothic di album kedua mereka ini. Ody dikenal kerap memakai kostum gothic. Rupanya Makki tertarik dengan kostum gothic seperti yang biasa dikenakan Ody (Sampai saat ini Ody masih suka berdandan gothic, dan menjadi vokalis Getah). Walau pengaruh itu menurut Ody bukan karena Ungu melihat ke arah gaya berbusana Syc Minded. “Lebih tepatnya mungkin melihat ke Otong Koil mereka,” kata Ody yang ternyata sempat main musik di Amerika bersama Makki. Rupanya ide gothic itu disambut hangat oleh yang lain. Terutama Enda yang pertama tertarik membeli sepatu new rock yang berat, mahal, dan berkesan gothic itu. Logo Ungu yang awalnya “bertanduk” satu di album ini berubah “bertanduk” dua. “Itu untuk menjadi penanda saja bahwa kami sudah menginjak album kedua, makanya tanduknya ada dua di album kedua,” jelas Makki.



Tetapi penjelasan lain soal tanduk tersebut muncul dari Nungky. Menurutnya saat melakukan foto untuk dipakai sebagai kover album, Ungu tampil gothic dengan baju serba hitam. Awalnya kover album mereka bergambar perempuan seksi yang ditampilkan menerawang. Untuk menunjang elemen fashion gothic seorang teman mereka bernama John Sebastian mengusulkan agar logo Ungu diberi tanduk. Jadilah seperti kepala bertanduk. Devil horn. Dedidude adalah orang yang akhirnya membuat desain logo Ungu yang bertaduk itu yang sebenarnya berasal dari huruf G yang ada di album perdana Ungu. Adalah Upie, bekas vokalis de Brur yang pertama membuat logo Ungu.



Urusan logo selesai. Kover album yang awalnya bergambar cewek seksi ditolak label. Pihak label takut album mereka nanti bermasalah jika memakai kover tersebut. Untuk mengusung dan menyamakan persepsi gothic dari kostum yang dipakai Ungu, maka sepakat diputuskan kover album kedua mereka akhirnya berupa kaki Enda yang memakai sepatu model new rock. “Semuanya cepat dirubah. Aku mengerjakan revisi cuma dalam waktu singkat. Karena sudah deadline banget,” kata Dedidude, orang yang juga membuat kover di album kedua Ungu.



Propaganda untuk menarik perhatian tidak hanya dilakukan dari segi fashion dan tampilan kover. Saat pembuatan video klip “Karena Dia Kamu” Ungu mencoba menarik perhatian pula dengan memanfaatkan trailer raksasa sebagai panggung untuk mereka membuat video klip. Ungu sempat membuat macet kawasan Thamrin, Sudirman, sampai Blok M. “Ide, yang intinya ingin mencari perhatian bagi album kedua mereka,” kata Panji, orang dibalik kreatif video Ungu yang memacetkan jalan itu. Kostum yang serba gelap dan klip yang cukup spektakuler membuat pamor Ungu mulai dilirik. Tujuan tercapai. Tapi yang terjadi adalah mereka masih merasa stuck dan kurang total berada dalam industri musik yang ada. Saat itu band seperti Padi, Cokelat, Sheila on 7 masih berjaya. Ungu masuk menjadi band kelas dua diantara mereka. Akhirnya mereka ingin kembali berubah. Berubah dalam fashion, dan bukan konsep musik. “Ternyata memakai baju gothic itu mahal saat laundry, belum lagi panas. Kebayang kalau tur panjang,” ujar Enda tentang keputusan Ungu untuk kembali ke gaya mereka yang casual. Saat itu mereka sepakat untuk memakai baju-baju dari distro yang memang sedang menjadi trend kala itu.

Perubahan yang terjadi juga menyangkut manajemen. Sebelumnya Ungu berada dibawah manajemen Bar Production yang juga bertindak sebagai produser di album pertama dan kedua Ungu. Nungky dari Bar Productions memberikan jawaban akan proses keluarnya Ungu tersebut. “Alasannya ada dua hal. Pertama katanya masalah finansial. Kedua katanya kami waktu itu sudah tidak fokus lagi mengurusi Ungu. Karena kami juga memiliki band Taboo dan yang lain.” Taboo adalah band bergaya Muse yang memiliki vokalis bernama Arie Untung yang sebelumnya dikenal sebagai VJ di MTV. “Tapi sejujurnya aku dan Makki itu sebenarnya klop banget. Dia sangat mengerti akan dunia finance karena dasarnya selain anak band dia adalah akunting juga. Dan aku mengerti bagaimana mengemas promosi sebuah band. Ya, mungkin memang sudah digariskan aku harus kembali ke jalur lawyer ya dan tidak mengurusi Ungu lagi. Tapi jujur, aku bangga dengan apa yang sudah merka raih saat ini. Mereka layak menerimanya,” kata Nungky dengan suara bergetar penuh haru. Sebuah pernyataan jujur dari orang yang pernah mendukung karir Ungu. Menurut Makki dan Enda proses keluarnya mereka dari Bar Productions karena sudah tidak satu visi lagi dengan mereka. Visi yang dicari Makki dan Enda ternyata ada pada Trinity Optima Productions. Trinity menjadi manajemen baru bagi Ungu. Awalnya Trinity yang berdiri tahun 2003 merupakan perusahaan yang bergerak di bidang marketing communication dan promotion sebelum kemudian berkembang menjadi perusahaan rekaman seperti sekarang.

Saat Ungu kembali “normal” ke fashion lama mereka giliran sebuah tawaran muncul untuk mengisi lagu di sebuah film remaja. Sebuah film yang berjudul Buruan Cium Gue. Nasib kurang beruntung kembali menerjang mereka, film yang sempat beredar di pasaran itu akhirnya ditarik kembali karena dianggap tidak layak. Terlalu vulgar karena memamerkan konsepsi ciuman yang teramat vulgar. Akibatnya album juga ikut kena imbasnya. Gagal rilis di pasaran. Waktu itu lagu dari Ungu sebuah komposisi andalan berjudul “Ciuman Pertama” karya perdana Oncy di band yang baru dimasukinya itu. Juga ada lagu lain seperti “Muacch” dan tiga lagu lainnya, “Mengertilah”, “Dunia Menangis” dan “Bayang Semu” yang diambil dari album mereka sebelumnya.

Titik balik itu dialami Ungu saat hendak merilis album Melayang. Semua dilakukan dengan pemikiran mereka harus mempercayakan dan mulai mengajak orang lain selain mereka sendiri untuk mengerjakan album ketiga. Terpilihlah nama Krisna J. Sadrcah yang kebetulan saat itu statusnya memang pegawai di Hemaswara sebelum berubah nama menjadi Trinity. “Jujur kalau album Melayang itu kita tetap tidak berhasil kita mungkin akan bubar. Habis kami sudah sekian tahun masih semua biasa saja. Soundtrack ditolak. Album di Tribute Titiek Puspa kami juga nggak dibuatkan video klip. Juga yang Senyawa- Chrisye itu awalnya kami nggak dibuatkan klip. Kami merasa makin nggak pede. Sampai lagu Demi Waktu meledak dan di diterima kami sempat nggak percaya. Cuma memang kami mempersiapkan khusus untuk mengemas album ini. Yaitu dengan mengajak orang lain untuk terlibat. Salah satunya dengan Krisna J.Sadrach. Orang metal tapi bisa kawin dan menghasilkan lagu seperti “Demi Waktu” Itu luar biasa,” kata Pasha...

Jumat, 25 Oktober 2013

Kundur Resmi Jadi Kabupaten

Kundur Resmi Jadi Kabupaten

Tanjungpinang – Setelah melalui proses panjang dan membutuhkan perjuangan sekitar tiga tahun, akhirnya Kepulauan Kundur resmi jadi kabupaten. Keputusan Kundur menjadi kabupaten dan berpisah dari kabupaten induknya Karimun, itu sesuai dengan hasil rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Kamis (24/10) siang.
Rapat paripurna DPR RI yang mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Daerah Otonom Baru (DOB) di Gedung Nusantara II, Jakarta. Intinya menyetujui 65 pemekaran wilayah, salah satunya Kabupaten Kepulauan Kundur yang berada di wilayah Provinsi Kepritiga daerah lainnya dari Provinsi Kepri yang diajukan untuk dimekarkan masih harus terus berjuang. Ketiga daerah ini yaitu, Natuna Selatan, Natuna Barat dan Bintan Utara.
Sementara, Gubernur Kepri HM Sani menyebutkan terbentuknya Kepulauan Kundur menjadi Kabupaten terbaru di Provinsi Kepri adalah perjuangan semua masyarakat. Sani mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Kepri, khusus masyarakat Kundur. Karena apa yang diharapkan masyarakat Kundur sudah terwujud.
”Terbentuknya Kabupaten Kepulauan Kundur ini diterima semua pihak. Tidak ada perselisihan, kita memang harus saling dukung-mendukung untuk kemajuan bersama serta harus menjaga persaudaraan. Walaupun Kundur sudah terpisah dari Karimun, rasa persaudaraan dengan kabupaten induk juga harus tetap dijaga,” tegasnya.
Sani berharap dengan lahirnya Kepulauan Kundur bisa membuat masyarakat Kundur lebih sejahtera.
“Saya masih rapat, inilah yang bisa saya sampaikan kepada masyarakat kita di Kundur dan Karimun. Dan termasuk masyarakat Kepri,” kata Sani singkat.
Saat dikonfirmasi, Anggota DPR RI asal Riau, Asman Abnur membenarkan bahwa proses paripurna tengah berlangsung, di mana seluruh fraksi menyampaikan pandanganya tentang DOB ini.
“Atas pertimbangan kesembilan Fraksi, wakil Ketua DPR RI Taufik Kurniawan yang memimpin paripurna akhirnya mengetok palu menyetujui 65 RUU DOB. Termasuk di dalamnya Kabupaten Kepulauan Kundur dari Kepri. Saya tidak ingat berapa jumlah provinsi dan daerah tingkat dua yang disetujui DPR. Tapi totalnya ada 65,” sebut Asman Abnur.
Dengan adanya hasil ini, Asman Abnur yang juga merupakan Ketua DPD PAN Kepri ini meminta, agar kedepannya proses pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan pembangunan, dan kesejahteraan masyarakat Kundur harus diutamakan. Sebab inilah tujuan dan cita-cita utama pembentukan DOB ini.
Ditanya mengenai proses selanjutnya, Asman mengatakan, ini prosesnya ditangan pemerintah pusat. Apakah ini digesa akhir tahun ini, atau awal tahun depan. Sebab ini juga akan berkaitan dengan pembahasan anggaran Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang akan dibagikan kepada seluruh DOB tersebut. “Tergantung keputusan Kemendagri dan Presiden SBY,” katanya.
Hal yang sama dikatakan Anggota Komisi X DPR RI dari Dapil Kepulauan Riau Herlini Amran, menyebutkan Kepulauan Kundur salah satu dari 65 Daerah Otonom Baru (DOB) yang sudah disahkan. Dan sudah disetujui di DPR RI melalui rapat paripurna. Fraksi PKS DPR RI setuju pembentukan Kepulauan Kundur.
“Fraksi PKS menyetujui pembentukan Kepulauan Kundur,” tegasnya.
Kata dia, setelah terbentuknya Kepulauan Kundur, diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, sehingga pertumbuhan daerah juga berkembang dengan cepat. Supaya, terwujud masyarakat yang tertib, damai dan mencegah konflik sosial.
“Jangan sampai Kepulauan Kundur terbentuk, menimbulkan konflik sosial,” harapnya.
Di tempat terpisah, Dewan Penyantun dan Penggerak Utama Badan Perjuangan Pembentukan Kabupaten Kepulauan Kundur (BP2K3), Abdul Malik mengaku cukup kaget menerima informasi, bahwa RUU DOB disahkan, dimana Kabupaten Kepulauan Kundur termasuk juga di dalamnya.
“Saya memang tidak pernah absen untuk urusan informasi terkini mengenai pembahasan DOB ini di DPR RI. Tapi jujur, dengan adanya kabar gembira yang cukup mengagetkan ini, saya hanya bisa mengucap syukur alhamdulillah tiada henti-hentinya. Karena perjuangan selama tiga tahun penuh berhasil juga,” ucap Malik dengan penuh rasa haru.
Malik mengatakan, jika pengesahan RUU di DPR RI jauh pada Oktober 2013 ini, berarti perjuangan pembentukan BP2K3 ini tepat berusia tiga tahun. Sebab awal langkah BP2K3 merancang pemekaran Kundur ini pada Oktober 2010 silam.
“Berarti usia perjuangan kami pas tiga tahun. Yang jelas ini adalah perjuangan bagi masyarakat Kundur supaya bisa lebih maju dalam hal ekonomi, pembangunan dan kesejahteraan. Itu yang paling penting bagi saya sebagai putra daerah, dan bukan kepentingan yang lain,” tukasnya.
Plt Bupati Wajib Eselon II
Setelah Kabupaten Kepulauan Kundur (K3) disahkan di DPR RI, maka tugas kepala daerah dalam hal ini Gubernur Kepri yang akan memilih siapa calon Pelaksana Tugas (Plt) bupati yang memimpin daerah pemekaran tersebut.
Abdul Malik, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Pemprov Kepri, menjelaskan, hak gubernur untuk menunjuk siapa Plt Bupati Kundur nanti.
“Paling lama enam bulan setelah disahkan, sudah harus ada Plt bupati yang ditunjuk,” katanya. Syarat menjadi calon Plt bupati adalah pejabat Eselon II yang masih aktif. Tidak bisa pejabat Eselon I, III atau IV. Namun, pejabat yang ditunjuk masih aktif sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Bisa ditunjuk pejabat Eselon kabupaten/kota atau provinsi.
Di Pemprov Kepri sendiri, banyak pejabat Eselon II yang layak menjadi calon Plt bupati Kabupaten Kepulauan Kundur. Termasuk Abduk Malik sendiri yang sudah senior. Dari segi pangkat, Abdul Malik sudah golongan IV C.
Harusnya, anggaran untuk menjalankan operasional Kabupaten Kepulauan Kundur tahun 2014 nanti sudah disiapkan di APBD Kepri tahun 2014 dan APBD Kabupaten Karimun selaku kabupaten induk.Sebab, Plt bupati akan dipilih minimal enam bulan sejak disahkan atau sekitar bulan Maret atau April tahun 2014, sudah ada plt bupati yang mengurusi kabupaten baru tersebut.
Namun, bupati yang baru tugasnya bukan mengurusi masyarakat. Dia hanya diberi tugas untuk mempersiapkan pemilihan kepala daerahnya serta memparsiapkan kantor.Sebab, Plt kepala daerah kabupaten/kota pemekaran bertugas menyiapkan pemilihan bupati definitif atau pilihan langsung masyarakat.
“Satu tahun sudah habis bisa melaksanakan pemilihan kepala daerah, maksimal dua tahun. Jika tak bisa dikerjakan dalam dua tahun, maka Plt bupati yang dipilih akan diganti dan bisa diambil alih langsung gubernur,” jelasnya lagi. (Taufik-martunas)

Tari Kreasi Baru


Tari Kreasi Baru


Tari kreasi baru adalah tari-tari klasik yang dikembangkan sesuai dengan perkembangan jaman dan diberi nafas Indonesia baru. Contoh tari kreasi baru adalah karya-karya dari Bagong Kusudiarjo dari padepokan Bagong Kusudiarjo dan Untung dari sanggar kembang sore dari Yogyakarta.
Contohnya adalah :
Tari Kupu-Kupu; Tari Merak; Tari Roro Ngigel; Tari Ongkek Manis; Tari Manipuri; Tari Roro Wilis,dll
Tari Kreasi Baru dan Tari Modern
Tari kreasi baru adalah tari-tariklasik yamg dikembangkan sesuai dengan perkembangan jaman dan diberi nafas Indonesia baru. Contoh tari kreasi baru adalah karya-karya dari Bagong Kusudiarjo dari padepokan Bagong Kusudiarjo dan Untung dari sanggar kembang sore dari Yogyakarta.
§ Contohnya adalah :
• Tari Kupu-Kupu
• Tari Merak
• Tari Roro Ngigel
• Tari Ongkek Manis
• Tari Manipuri
• Tari Roro Wilis,dll
2. Tari Kreasi
Tari kreasi adalah suatu bentuk garapan/karya tari setelahnya bentuk-bentuk tari tradisi hidup berkembang cukup lama di masyarakat. Bentuk tarian ini bermunculan sebagai ungkapan rasa bebas, mulai ada gejalanya setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945.
Kebebasan ini mendorong pula kreativitas para seniman tari, setelahnya melihat/merasakan ada perubahan jaman dalam kehidupan masyarakatnya dan menjadikan motivasi untuk membuat karya-karya baru memenuhi kebutuhan zamannya
Pada garis besarnya tari kreasi dibedakan menjadi dua golongan yaitu:
a. Tari Kreasi Baru Berpolakan Tradisi
Yaitu tari kreasi yang garapannya dilandasi oleh kaidah-kaidah tari tradisi, baik dalam koreografi, musik/karawitan, rias dan busana, maupun tata teknik pentasnya. Walaupun ada pengembangan tidak menghilangkan esensiketradisiannya.
b. Tari Kreasi Baru Tidak Berpolakan Tradisi (Non Tradisi)
Tari Kreasi yang garapannya melepaskan diri dari pola-pola tradisi baik dalam hal koreografi, musik, rias dan busana, maupun tata teknik pentasnya. Walaupun tarian ini tidak menggunakan pola-pola tradisi, tidak berarti sama sekali tidak menggunakan unsur-unsur tari tradisi, mungkin saja masih menggunakannya tergantung pada konsep gagasan penggarapnya. Tarian ini disebut juga tari modern, yang istilahnya berasal dari kata Latin “modo” yang berarti baru saja.

Tembok Raksasa' Bukittinggi , Ngarai Sianok


'Tembok Raksasa' Bukittinggi, Bikin Penasaran Ingin Pulang Kampung




Bukittinggi - Melihat kemegahan Great Wall tak perlu jauh-jauh ke China. Kota Bukittinggi di Sumatera Barat juga punya, Janjang Koto Gadang namanya. Inilah tempat wisata baru di Sumatera Barat yang membawa Anda serasa di Tembok China.

Janjang Koto Gadang menghubungkan kawasan Bukittinggi dan Agam. Dilongok dari situs resmi Pemerintah Sumatera Barat, Kamis (25/7/2013), objek baru ini menambah ikon bagi pariwisata di Sumatera Barat.

Great Wall ala Sumatera Barat ini memiliki panjang sekitar 1 km. Karena menghubungkan dua tempat, ada dua pintu masuk bagi traveler yang ingin menapakkan kaki di tembok raksasa ini.

detikTravel pun sempat berkunjung ke tempat wisata baru ini beberapa waktu lalu. Dari Bukittinggi,wisatawan bisa masuk lewat pintu yang letaknya tak jauh dari Lobang Jepang. Dari sana, wisatawan akan melalui jalan yang menurun.

Siap-siap terpana dengan pemandangan yang disuguhkan. Mata Anda akan dihadapkan dengan kegagahan Ngarai Sianok, persawahan dan tebing-tebing gahar.

Jeprat! Jepret! Jangan sia-siakan kesempatan untuk mengabadikan momen lewat jepretan lensa kamera. Berposelah layaknya berada di Great Wall China.

Selain itu, di sana ada juga jembatan gantung dan anak tangga yang tinggi. Beberapa titik pun disiapkan pos-pos, untuk tempat beristirahat sambil menikmati pemandangan sungai, sawah, dan tebing. Memang, perlu stamina kuat untuk menjelajahi tempat ini.

Jika ingin menuntaskan perjalanan Janjang Koto Gadang ini, sebaiknya traveler menyiapkan air minum. Jarak tempuh sejauh 1 km akan membuat tenggorokan Anda meronta kehausan.

Terlebih, medan yang ditempuh cukup menantang. Anda harus trekking di jalur yang mendaki dan menurun. Jika sekira tidak kuat, sebaiknya cukup jelajah setengah perjalanan saja. 

Nagari Koto Gadang yang Fantastis


Nagari Koto Gadang yang Fantastis


Minggu yang lalu perhatian masyarakat Minangkabau, bahkan mungkin nasional, kembali tertuju ke Koto Gadang. Pada 24 & 25 Januari 2009 di nagari yang terletak di tepi Ngarai Sianok dan di barat kota Bukittinggi ini telah dilangsungkan puncak perhelatan Rang Minang Baralek Gadang, yang dihadiri oleh Wakil Presiden H.M. Jusuf Kalla.
Pesta itu sendiri sudah usai bersamaan dengan berakhirnya rangkaian iven yang digelar di beberapa tempat dalam rangka alek gadang itu. Koto Gadang mungkin akan kembali lengang, sebagaimana banyak nagari lainnya di Minangkabau yang ditinggal pergi oleh warganya yang merantau ke berbagai belahan dunia.
Tapi apakah yang dapat kita pelajari dari perjalanan sejarah Koto Gadang, sebuah nagari Minangkabau yang, sejak ditulis oleh K.A. James dalam artikelnya De Nagari Kota Gedang dalamTijdschrift voor het Binnenlandsch Bestuur 49 (1916) hingga kini, seringkali menarik perhatian para peneliti sejarah sosial masyarakat Minangkabau?
Untuk tingkat sebuah kampung, Koto Gadang memang fenomenal. Nagari yang hanya terdiri dari tiga jorong itu (Koto Gadang, Gantiang, dan Subarang Koto Gadang) sudah lebih awal mengecap kemajuan, jauh mendahului ratusan ribu desa-desa lainnya di seantero Republik ini. Dan untuk ukuran sebuah nagari, kemajuan itu boleh dikatakan hampir sempurna dan..sungguh menakjubkan!
Koto Gadangnagarinya the saint Tuanku Malim Kecil, meminjam istilah Jeffrey Hadler (2008:118)adalah contoh mikro sebuah masyarakat timur yang lebih awal memperoleh pencerahan (enlightenment) Barat. Akan tetapi, sungguh ajaib, mengapa pencerahan itu mampir di Koto Gadang pada abad ke-19, sebuah desa kecil dalam belantara keterbelakangan dunia timur pada zaman itu?
Sampai akhir abad ke-18 Koto Gadang, seperti banyak nagari lainnya di Minangkabau, adalah sebuah kampung yang tak pula bebas dari keterbelakangan yang dibikin sengsara oleh pergolakan agama. Seperti dicatat dalam Naskah Tuanku Imam Bonjol, Koto Gadang ikut menjadi sasaran jihad Kaum Paderi. Mereka pun melakukan purifikasi agama di nagari ini di bawah pimpinan Tuanku nan Kecil.
Tetapi Koto Gadang berubah drastis begitu Belanda keluar sebagai pemenang Perang Paderi. Beberapa tahun sebelum perang itu berakhir, tepatnya di tahun 1833, Belanda mengumumkanPlakat Panjang di Minangkabau. Kota Gedangbegitu sering ditulis dalam dokumen-dokumen klasik di zaman kolonialyang menjadi pusat administrasi Kelarasan IV Koto dijadikan sebagai salah satu desa percontohan oleh Belanda dalam penanaman komoditas ekspor kopi.
Rupanya masyarakat Koto Gadang merebut kesempatan reformasi pertanian yang diluncurkan Belanda itu dengan sebaik-baiknya.
Dengan memakaikan mamangan adat bialah panguih baluluak asa tanduak lai makan, para pemimpin Koto Gadang beserta masyarakatnya bekerjasama dengan Belanda. Mereka berusaha menyerap ilmu apapun yang ada di kepala bangsa penjajah itu.
Sambil menanam produk unggulan kopi, masyarakat Koto Gadang mempelajari sistem pertanian modern yang diajarkan Belanda. Hasilnya: mereka meraup keuntungan ekonomi darinya.
Dalam dekade 1840-1850-an nagari Koto Gadang memonopoli distribusi kopi, dan banyak dari penduduknya yang berjumlah 2.500 jiwa menjadi kaya dan sejahtera karenanya, seperti disaksikan oleh Ida Pfeiffer, seorang petualang wanita asal Jerman yang mengunjungi nagari itu pada tahun 1852 (Von de Wall [transl.] 1878).
Salah seorang yang terkaya di Koto Gadang pada waktu itu adalah Radjo Mangkuto yang menguasai kartel transportasi kopi. Ia kemudian pergi naik haji dan melanjutkan perjalanannya ke Belanda. Ia mempersembahkan contoh sulaman benang emas terhalus buatan wanita Koto Gadang kepada Raja Belanda Willem III (Hadler 2008:121).
Keluarga Radjo Mangkuto merepresentasikan cara masyarakat Koto Gadang meraih kemajuan dengan menimba ilmu dari sang penjajah (Belanda). Mereka adalah contoh awal dari apa yang disebut oleh Elizabeth E Graves (1981) sebagai kelompok elite Minangkabau modern.
Saudara Radjo Mangkuto yang bernama Abdul Rahman menjadi hoofdjaksa di Bukittinggi. Saudaranya yang lain, Abdul Latief, menjadi bumiputera pertama yang menjadi kepala sekolah diNormaalschool Bukittinggi ketika sekolah itu dibuka tahun 1856. Jejaknya di kemudian hari dilanjutkan oleh putra Koto Gadang yang lain, Moehammad Taib.
Sukses keluarga Radjo Mangkuto disuritauladani oleh banyak keluarga lain di Koto Gadang. Hasilnya: di tahun-tahun berikutnya sampai paruh pertama abad ke-20 masyarakat Koto Gadang memetik buah englihtenment Barat (lihat rekaman historisnya dalam: Syaifoeddin St. Malintang,Koto Gadang dari Zaman ke Zaman, 1985; Azizah Etek, Mursjid A.M., Arfan B.R., Koto Gadang Masa Kolonial, 2007).
Ada dua kunci penting dari pencerahan itu yang benar-benar dipraktekkan oleh anak nagari Koto Gadang dalam kehidupan bermasyarakat. Kedua kunci itu adalah pendidikan sekuler dan tradisiberorganisasi.
Masyarakat Koto Gadang tidak pelit membelanjakan uang untuk kemajuan pendidikan anak-kemenakan mereka. Dan para cerdik pandainya tidak hitung-hitungan tenaga dalam membina organisasi demi kemajuan anak negeri. Alhasil, banyak putra Koto Gadang berhasil mencapai pendidikan tinggi di Jawa dan juga di Belanda. Ini tiada lain karena buah dari pencerahan yang lebih awal yang telah diterima oleh orang tua dan ninik-mamak mereka.
Ketika para orang tua dan ninik-mamak di nagari-nagari lain masih takut memasukkan anak-anak mereka ke sekolah sekuler bikinan Belanda dan menganggap kepandaian menulis aksara Latin akan diganjal dengan hukum potong tangan oleh Tuhan di akhirat nanti, para orang tua dan ninik-mamak di Koto Gadang sudah berlomba-lomba menyekolahkan anak-kemenakan mereka ke sekolah-sekolah Belanda.
Pada awal abad ke-20 masyarakat Koto Gadang boleh dikatakan sudah hidup modern dan bersih. Mungkin nagari inilah yang pertama kali membuat fasilitas PAM (Perusahaan Air Minum) atauwaterleiding untuk keperluan masyarakatnya sendiri (didirikan tahun 1924).
Ninik-mamak Koto Gadang yang 24 membina nagarinya dengan panduan pencerahan Barat. Masyarakat Koto Gadang membuat organisasi-organisasi profesi, tak ketinggalan juga kaum wanitanya dengan Meisjes Vereeniging Koto Gadang mereka.
Pendidikan, penyediaan lapangan kerja di bidang pertanian dan industri rumah tangga (khususnya tenunan dan industri kerajinan perak), dan kesehatan masyarakat menjadi prioritas para perantau dengan ninik-mamak yang 24.
Ratusan putra-putri Koto Gadang yang terdidik dan pintar berbahasa Belandadoktor, dokter, insinyur, ahli hukum dll.menyebar dari Sabang sampai Merauke. Mereka menduduki berbagai jabatan penting dalam administrasi kolonial Belanda. Di senjakala kolonialisme beberapa di antaranya muncul sebagai pemimpin nasional yang kemudian berlanjut ke zaman kemerdekaan. Keluarga Haji Agus Salim adalah salah satu di antaranya. Tak sedikit pula yang beroleh kesuksesan dalam bidang wiraswasta.
Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa Nagari Koto Gadang pada waktu itu menjadi contoh nagari yang ideal: masyarakatnya sehat dan berpendidikan (educated), dengan anak-anak yang cerdas berkat kemajuan pikiran para orang tua dan ninik-mamak mereka, yang menerapkan cara-cara masyarakat Belanda membina kampung halamannya.
Guna memajukan pendidikan anak-kemenakan mereka, pada tahun 1910 masyarakat Koto Gadang mendidikan Vereeniging Studiefonds Kota Gedang. Lewat organisasi ini masyarakat Koto Gadang, baik yang tinggal di kampung maupun yang berada di rantau, berlomba-lomba mengumpulkan dana untuk membiayai studi anak-kemenakan mereka di Jawa dan juga di Belanda.
Guna mempererat tali silaturahmi antara masyarakat Koto Gadang yang tinggal di kampung dan para perantaunya, pada tahun 1915 Vereeniging Studiefonds Kota Gedang menerbitkan bulananSoeara Kota Gedang (yang di tahun 1929 diganti oleh Berita Koto Gadang).
Koto Gadang di masa lampau adalah contoh ideal bagaimana kekuatan perantau masyarakat Minangkabau dan mereka yang tinggal di kampung bekerjasama bahu-membahu dalam memajukan kampung halaman mereka.

Pengertian photografher

'PENGERTIAN PHOTOGRAFHER'


Menurut darwis triadi, Pengertian Fotografi, Fotografi berasal dari 2 kata yaitu Photo yang berarti cahaya dan Graph yang berarti tulisan / lukisan. Dalam seni rupa, fotografi adalah proses melukis / menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kameram Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada cahaya, berarti tidak ada foto yang bisa dibuat.Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa)


Pengertian Produk


Produk menurut Kotler dan Amstrong (1996:274) adalah : “A product as anything that can be offered to a market for attention, acquisition, use or consumption and that might satisfy a want or need”. Artinya produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen.


cara-cara agar anda bisa mendapatkan hasil foto portrait yang baik? Berikut ini ada beberapa tips yang bisa membantu anda membuat foto produk yang baik:

1. Sediakan waktu khusus untuk memotret. Usahakan agar anda bisa berkonsentrasi penuh untuk memotret produk anda. Jika terburu-buru, hasil foto produk anda akan terlihat tidak maksimal dan kurang baik.

2. Memotret di siang hari. Jika anda menggunakan peralatan kamera standar (bukan kamera professional atau jasa fotografi, atau foto studio), lebih baik gunakan kekuatan sinar matahari untuk pencahayaan. Hal ini penting diperhatikan karena kekuatan sinar flash dari kamera kadang membuat warna produk menjadi berbeda dengan aslinya dan kekuatannya tidak mencukupi untuk bisa menampilkan keindahan produk anda. Selain itu jika produk anda termasuk benda yang bisa memantulkan sinar dan anda menggunakan sinar flash, akan tampak ada pantulan cahaya di produk anda.

3. Tata rapi produk anda. Jangan asal memotret, untuk produk sandang, pasang produk pada manekin, buka lipatannya, dan jika mungkin, setrika terlebih dahulu agar tidak terlihat garis bekas lipatan. Pakaikan pada model, agar calon pembeli bisa membayangkan bentuknya saat dikenakan.

4. Perhatikan detail. Jika produk memiliki detail yang ingin ditonjolkan, ambil foto dari beberapa sudut. Dan juga foto close up di foto studio detail yang ingin diperlihatkan.

5. Ambil beberapa foto untuk satu produk. Hal ini akan memudahkan anda untuk memilih foto terbaik yang akan ditampilkan.

6. Pergunakan backdrop polos. Sebisa mungkin gunakan latar belakang polos untuk memudahkan proses pengeditan.

7. Edit foto sebelum di-upload. Besarnya file foto yang kita upload akan mempengaruhi kecepatan download website/blog kita. Sesuaikan resolusi dan besarnya gambar yang akan di-upload. Biasanya resolusi yang cukup ”web friendly” adalah resolusi vga (800x600 pixel).

8. Be creative! Jangan hanya memotret produk apa adanya. Tambahkan elemen-elemen lain yang bisa mempercantik produk. Siapa tahu elemen tersebut malah bisa kita jual juga.